BUKITTINGGI|Matapublic.com – Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, menjadi lokasi terjadinya aksi penipuan yang menggunakan modus program “Makan Gratis Bergizi” atas nama Presiden Prabowo Subianto. Pelaku bahkan mengatasnamakan Komandan Kodim 0304/Agam untuk meyakinkan korban dan meminta sejumlah uang hingga mencapai puluhan juta rupiah.
Letkol Arm. Bayu Ardhiyta Nugroho, Dandim 0304/Agam, menjelaskan bahwa pelaku menyebarkan proposal palsu yang berisi permohonan bantuan pengadaan bahan makanan bergizi gratis. Proposal tersebut dilengkapi dengan tanda tangan dan stempel palsu untuk memperkuat tipu muslihatnya. “Kami menemukan bahwa dokumen tersebut palsu. Masyarakat harus waspada terhadap modus seperti ini,” ujarnya pada Sabtu (4/1).
Modus Penipuan yang Mengincar Pengusaha
Pelaku memanfaatkan program yang belum resmi berjalan ini dengan meminta korban, seorang pengusaha kuliner, untuk menyediakan bahan makanan berupa ikan kaleng dan daging kornet. Ketika korban mengaku tidak memiliki bahan baku tersebut, pelaku meminta transfer sejumlah uang sebagai gantinya.
Tanpa mencurigai adanya penipuan, korban mengirimkan uang sebanyak dua kali melalui transfer bank dengan total kerugian mencapai Rp 42 juta pada Jumat (3/1). Penipuan ini baru terungkap setelah korban mendatangi Markas Kodim (Makodim) untuk memastikan kebenaran program tersebut dan mengetahui bahwa program semacam itu tidak ada.
Langkah Kepolisian dan Peringatan untuk Warga
Setelah menyadari dirinya menjadi korban penipuan, pengusaha kuliner tersebut melaporkan kejadian ini ke Polresta Bukittinggi. Pihak Kodim 0304/Agam juga segera memberikan pernyataan resmi untuk mencegah kasus serupa terjadi lagi.
“Kami minta masyarakat selalu berhati-hati terhadap informasi semacam ini. Lakukan pengecekan langsung ke Makodim untuk memastikan keabsahannya,” kata Letkol Bayu. Ia juga menjelaskan bahwa Program Makan Gratis Bergizi saat ini masih berada pada tahap uji coba dan belum memiliki jadwal pelaksanaan pasti. Bahkan, dapur umum yang direncanakan untuk program tersebut masih dalam proses pembangunan.
Modus Penipuan Serupa di Daerah Lain
Menurut Letkol Bayu, modus serupa ternyata sudah terjadi di beberapa daerah lain sebelum kasus di Bukittinggi. Ia meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penipuan yang mencatut nama institusi, terutama yang menyangkut program pemerintah atau institusi militer.
“Penipuan ini membawa nama institusi TNI, dan ini sangat merugikan. Kami berharap masyarakat lebih waspada dan tidak mudah percaya pada informasi tanpa verifikasi,” pungkasnya.
Kasus ini menjadi peringatan penting bagi masyarakat untuk tidak mudah terjebak dalam tawaran bantuan yang mencurigakan. Dengan selalu memeriksa kebenaran informasi dan menghindari transfer uang tanpa alasan jelas, diharapkan tidak ada lagi korban penipuan serupa.