Limapuluh Kota|Matapublic.com – Suasana penuh haru dan semangat menyelimuti Masjid Nur Hidayah, Jorong Harau, Senin siang. Ratusan warga memadati lokasi dalam rangka merayakan Khatam Alquran Nagari Harau, acara tahunan yang dinantikan dan selalu menyita perhatian publik.
Dengan iringan musik meriah dan pakaian terbaik, masyarakat datang membawa keluarga untuk menyaksikan momen sakral yang sarat nilai religius ini. Tak hanya menjadi ajang religius, kegiatan ini sekaligus menjadi pengingat pentingnya pendidikan Alquran dalam membentuk karakter umat di tengah arus zaman.
Wakil Bupati Limapuluh Kota, Ahlul Badrito Resha, turut hadir dan menyampaikan rasa bangganya. Ia menekankan bahwa acara ini menegaskan posisi sentral Alquran dalam kehidupan masyarakat. “Ini bukan sekadar khatam, ini bukti nyata bahwa Alquran hidup dalam diri mereka,” ujar Ahlul antusias di hadapan peserta yang didominasi kaum ibu.
Namun, sorotan muncul ketika Wali Nagari Harau, Sukriandi, mengungkap data mengejutkan. Dari 57 peserta, hanya 4 di antaranya berasal dari kalangan remaja. Sisanya, hampir seluruhnya adalah emak-emak. Kondisi ini menjadi tanda tanya besar bagi semua pihak. “Ini PR besar untuk kita semua, baik pemerintah nagari, niniak mamak, maupun masyarakat,” tegasnya.
Melalui acara ini, terlihat bahwa meskipun semangat belajar Alquran tetap menyala, perhatian terhadap generasi muda perlu lebih digalakkan. Sebab jika dibiarkan, kekosongan generasi penghafal Alquran bisa menjadi ancaman besar bagi keberlangsungan nilai-nilai Islam di daerah.
Kini, publik bertanya: ke mana para remaja? Saat emak-emak berdiri teguh memuliakan Alquran, perlukah langkah tegas diambil untuk menyadarkan generasi muda? (*)
